Rabu, 13 Februari 2013

Perjalanan Anak Desa Bukan Dia, Bukan Mereka, atau Siapapun, Tapi Akulah yang Menentukan, Akulah yang Menentukan Jalanku..




Tetesan Air Mata Doa di Asrama

Kawan dengarlah ceritaku..

Cerita tentang perjuangan hidup di asrama TPB IPB.

Semua bermula dari keinginan kuat untuk bisa masuk di salah satu PTN terbaik, dan tentunya kampus Pertanian telah menjadi pilihan pertama bagiku.

Ya setelah pengumuman SNMPTN Undangan pada tanggal 26 Mei 2012 tiada banyak kata yang mampu ku ungkap. Hanya rasa syukur dan doa yang ku panjatkan pada sang Maha Pemberi Rejeki. Salah satu jalan menuju mimpiku telah Dia buka.

Dan 12 Juni 2012 menjadi tonggak sejarah bagi diriku, inilah kali pertama aku menginjakan kaki di kampus IPB sebagai calon Mahasiswa Baru (belum mendapat KTM J). Betapa bangganya aku waktu pertama kali melihat gerbang utama IPB. Begitu banyak tulisan-tulisan berupa sambutan bagi kurang lebih dua ribu enam ratusan mahasiswa baru dari seluruh penjuru Nusantara. Dan salah satu yang masih terekam jelas dan masih memberikan kesan pada diriku adalah sebuh baligo tinggi besar berwarna putih dengan logo IPB di sebelah pojok kiri atas baligo, dicetak tebal mungkin tipe tulisannya Times New Roman. Hehe, seperti ini “ SELAMAT DATANG MUTIARA NUSANTARA”. Ya memang kami di ibaratkan sebagi mutiara terbaik nusantara yang telah berhasil tersaring dari kurang lebih lima belas ribu pendaftar SNMPTN Undangan IPB dan kamilah orang-orang beruntung bisa masuk diantara dua ribu enam ratusan mahasiswa baru yang di terima melalui SNMPTN Undangan.

*****

Bogor, 27 Juni 2012. Hari yang cukup lama aku tunggu. Kurang lebih empat hari aku tinggal di Bogor untuk registrasi mahasiswa baru, dan setelah itu aku kembali lagi ke kampung halamanku, istana paling nyaman yang aku cinta. Tiga belas hari setelah registrasi calon mahasiswa baru aku memang tinggal di kampung halamanku dan tanggal 26 Juni 2012, tepatnya pukul 21.00, aku berangkat lagi menuju Bogor, dan kali ini ada yang berbeda, keberangkatanku kini ditemani ibunda ku tersayang. Ya ibundaku memang saat itu begitu ingin mengantarku untuk kali pertama tinggal di Asrama TPB IPB. Aku tahu mungkin ada rasa yang mengganjal pada diri ibuku, ibuku merasa tidak enak hati ketika saat registrasi tidak bisa menemaniku, sehingga aku berangkat ke Bogor tanpa sanak saudara bahkan wali pun tidak aku bawa. Bukan karena ibuku yang tidak mau mengantar anaknya ini, melainkan aku sendiri yang melarangnya untuk ikut. Dan bukan tanpa alasan pula aku tidak mengijinkan ibuku mengantarkan aku ke Bogor, ada beberapa alasan yang menguatkan diriku agar ibu tidak usah mengantarkan aku untuk registrasi selama tiga hari di Bogor. Pertama aku tidak tahu di Bogor mau tinggal dimana, dan jikalau ibuku ikut akan sangat tersiksa sekali, beliau harus tidur di masjid atau tempat-tempat umum lainnya, alasan yang kedua, aku hanya sementara saja tinggal di Bogor dan nanti juga bakalan balik lagi pikirku. Alasan yang ketiga, ya semisalkan ibuku ikut mengantarku, ongkos yang kami keluarkan berarti berlipat ganda, sedangkan aku harus pandai-pandai mengatur uangku, agar kelak ketika di Bogor aku tidak perlu khawatir akan kekurangan bekal.

Hari itu jiwaku berkecambuk, pikiranku selalu menyiratkan agar aku harus berangkat ke Bogor sendiri lagi,tidak mungkin ibuku hanya mengantarku dan setelah itu beliau harus  balik lagi ke kampung sendirian?  Ah ibuku tidak perlu ikut. Hatiku bertolak belakang dengan pikiranku, entahlah aku tidak tega melihat ibuku yang telah menginjak kepala lima itu ingin sekali untuk bisa mengantarkan anak bungsunya ini ke Bogor.  Aku tahu beliau telah menyisihkan uang hasil usahanya berdagang untuk bisa membekali serta bisa ikut mengantarkan aku ke asrama. Tapi apa aku sebegitu teganya. Akhirnya kujelaskan pada ibuku tentang resiko yang harus beliau terima kalau memaksakan diri untuk mengantarku.

“Nak, masa ibu tega melihat kamu pergi sendiri lagi ke Bogor, seolah-olah kamu ini tidak ada yang mengurus. Biarlah ibu nanti langsung pulang setelah melihat kamu sampai dengan selamat disana. Kemarin kamu pergi sendiri dan ibu relakan tidak ikut karena inginmu seperti itu, InsyaAllah ibu ada kok uang buat ongkos dan juga untuk membekali-mu jangan memikirkan itu.” Seolah ibuku tahu apa yang aku maksud..

*****

Pagi hari kurang lebih pukul 04.00 kami sampai di Terminal Kampung Rambutan Jakarta dan sejenak kami merehatkan badan kami yang kedinginan di depan sebuah mushola kecil sembari meminum secangkir teh manis panas.

Adzan shubuh berkumandang, aku bergantian dengan ibundaku menjalankan solat shubuh, ya ketika aku solat, ibu yang menjaga barang bawaanku, dan ketika ibu yang sedang solat aku yang menjaga barang bawaannya.

Matahari mulai menampakan bias warna kuning di antara biru gelapnya langit pagi itu, aku meminta ijin pada ibuku untuk mencuci muka dan menggosok gigi agar terlihat nampak segar ketika sampai di Bogor.

Tak lama memang, aku kemudian berjalan kembali mendekat menuju tempat ibuku beristirahat, di bantalan trotoar beliau duduk, aku baru sadar, betapa terlihat lelahnya beliau, aku kembali merasa khawatir dan tidak enak hati, aku takut ibuku akan sakit, karena ku tahu beliau memang mudah sekali sakit ketika tubuhnya merasa kelelahan.

*****

Tak lama aku hubungi kakak pertamaku yang tinggal di Jakarta untuk menjemput kami berdua. Kakak pertama ku memang bekerja  di Jakarta.

Kurang lebih satu jam-an mungkin kami menunggu, akhirnya sebuh mobil bak terbuka berwarna biru tua medekati kami, entahlah mobil yang telah terkikis warnanya dan sudah seperti mobil yang benar-benar tidak terurus, itulah yang akan mengantarkan kami sampai di Bogor, itu memang mobil pengangkut besi di tempat kakakku bekerja. Usianya mungkin sudah bertahun-tahun. Hehe (mungkin saja). Pikirku yang penting sampai saja ke tempat tujuan dengan selamat dan tepat waktu.

Entah berapa lama kami berbincang-bincang selama perjalanan menuju ke asrama, ada banyak pesan yang aku terima dari kakak dan ibuku, dan pesan itulah yang menemaniku sampai sekarang ini di asrama.

*****

Pukul 07.00 kami sampailah di kota Bogor, memasuki daerah dramaga kakakku memakirkan mobil nya di dekat sebuah warung makan, dan kami beristirahat sejenak disana, kakak-ku mungkin tahu kami kelaparan, karena belum sempat makan dari awal kami berangkat dari kampung.

Kami tidak bisa berlama-lama beristirahat disana, kami harus bergegas lagi, bukan karena aku diburu waktu untuk registrasi asrama, melainkan kakak-ku-lah yang tida bisa berlama-lama, dan harus kembali bekerja sekitar pukul 10.00 WIB.

*****

Lagi-lagi gambaran kenangan indah, terbesit kembali ketika aku berada di depan pintu gerbang utama IPB, tapi kini dengan perasaan yang berbeda, jika kemarin aku hanya bisa merasakan kebanggaan ini sendiri, tapi kini aku bisa merasakan dan melihat betapa ibu dan kakak-ku bangga aku bisa menjadi salah-satu mahasiswa di PTN terbaik negeri ini.

Ya, anak terakhir yang harus di biayai oleh-nya ini kini telah sampai pada batas minimum pendidikan yang di amanahkan Almarhum Ayahanda tercinta, Bapa Yoyo Mulyana. Ayah dan ibuku memang bukan seseorang dengan latar belakang sebagai orang mampu dan berpendidikan, Ayah dan Ibuku hanyalah lulusan Sekolah Dasar, itupun mereka masih bisa bersyukur bisa merasakan bangku Sekolah Dasar di tengah keadaan keluarga yang tergolong sangat tidak mampu saat itu (cerita ayah).

*****

Putaran roda kehidupan benar-benar kami rasakan, dari tidak mampu, menjadi mampu, dan dari mampu kembali menjadi biasa-biasa saja, ya itulah keluarga kami, kehidupan kami. Sebuah perjuangan keluarga  yang luar biasa, dan sampai saat ini aku masih menjadikan (alm) Ayah sebagai sosok tokoh idola bagi diriku setelah Nabi besar Muhammad SAW. Bagiamana tidak, dikala kecil beliau cukup pintar, sayang faktor ekonomi menghentikan langkahnya untuk bisa mengenyam pendidikan yang lebih layak, dan lulusan Sekolah Dasarpun menjadi berkah bagi beliau, sehabis itu dikala seharusnya beliau duduk di bangku SMP beliau telah membantu keluarganya dengan menjadi seorang penjual oncom. Setauku beliau juga pernah bekerja sebagai kuli, pernah menjadi gelandangan di Jakarta ketika untuk pertama kali merantau ke Jakarta, hingga akhirnya bisa menjadi tauladan bagi warga desa, dan masih banyak hal tak tertuga, dan tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh ku, aku sendiri mungkin belum tentu mampu seperti beliau, tapi aku bertekad, apapun yang terjadi padaku, apapun yang terjadi pada putaran roda kehidupan keluargaku, aku akan mampu bertahan dan mampu melangkah maju, menelusuri jejak langkah yang pernah ayahanda terkasih lalui. Masalah itu boleh besar, tapi yakinlah Allah SWT jauh lebih besar dari masalah yang kita hadapi. So, dekatkanlah diri pada Allah sang maha Pencipta.

*****

Satu bulan lebih kini aku telah tinggal di Asrama TPB IPB bersama ratusan mahasiswa jalur SNMPTN Undangan lainnya, dan kini asrama telah penuh dengan datangnya mahasiswa baru dari jalur SNMPTN Tertulis, UTM, BUD, dan PIN.

Sungguh inilah realita kehidupan yang sebenarnya, aku tak lagi bisa bermanja-manja, disini aku harus berjuang bersama kawan-kawan lainnya untuk bisa bertahan hidup dan tetap berprestasi demi membanggakan keluarga dan demi meraih masa depan serta cita-cita yang telah kami semua impi-impikan.

Oh ya, aku ingin bercerita tentang bagaimana aku begitu sering meneteskan air mata disini. Lah kok? Lebay banget si lu cowo kan? Haha, coba bacalah dulu ceritaku sampai selesei, baru kamu akan tahu mengapa aku sampe meneteskan air mata.

Beginilah ceritanya...

*****

Sebelumnya, sebelum ada anak-anak baru dari jalur SNMPTN tulis, UTM, BUD dan PIN. Asrama hanya di huni oleh mahasiswa SNMPTN jalur Undangan. Ya, kita memang harus masuk lebih awal, dari yang lainnya, termasuk daripada universitas negeri lainnya pula. Kita harus mengikuti yang namanya Matrikulasi, ah sebenernya sih lebih mirip Semester Pendek (SP), atau juga sering disebut kuliah Matrikulasi Alih Tahun, ah entahlah apapun istilahnya, yang jelas kita belajar selama dua bulan kurang lebih , banyaklah, haha. . Kita hanya mempelajari satu bidang pelajaran saja sih, tergantung  departement kita, ada yang dapat Landasan Matematika, Fisika, Fisika Dasar, dan Fisika Umum. Bukan ini yang akan aku ceritakan.

Rata-rata mahasiswa IPB yang di terima melalui berbagai jalur adalah mahasiswa terpilih dan terseleksi,terutama mereka yang masuk melalui SNMPTN Undangan aku tidak pungkiri mereka semua berprestasi, walau ada juga mungkin yang karena rejekinya di IPB bisa diterima juga, termasuk aku mungkin. Kebanyakan mahasiswa undangan berlatar belakang keluarga yang biasa-biasa saja,walaupun tak sedikit pula mereka yang berlatar belakang ekonomi di atas rata-rata,namun mereka begitu luar biasa berprestasi.

Pernahkan kita membayangkan ada anak yang kuliah tanpa seijin orang tua, atau orang tuanya melarangnya untuk kuliah karena belum ada biaya, atau anak yang sudah tidak memiliki siapa-siapa tapi bertekad untuk tetap kuliah, atau anak yang dengan keterbastan ekonomi luar biasa tetap memberanikan diri untuk berkuliah? Pernahkah? Jawabanku, AKU MELIHAT LANGSUNG anak-anak luar biasa seperti apa yang  aku pertanyakan di atas. Ya, mereka semua ada di IPB, orang-orang hebat yang tetap berusaha untuk bisa meraih asa dan menggapai cita mereka.

Coba bayangkan mereka yang berbekal prestasi dan katakanlah hanya berbekal uang yang pas-pas an berangkat dari seluruh penjuru negeri menuju kampus rakyat nan madani untuk bisa mematahkan batasan, anggapan atas cacian orang-orang bahwa kuliah hanya untuk orang-orang kaya. Kini mereka semua telah membuktikannya, mereka masih bisa kuliah walau dengan keadaan ekonomi yang biasa-biasa saja.

Mereka tak pernah merasa kecil, karena kami semua sama, tak ada yang berbeda. Alhamdulillah IPB begitu luar biasa memberikan banyak pilihan beasiswa, dan dari seleksi tahap registrasi sampai masuk asrama, dan dari seribu tiga ratusan mahasiswa baru yang mengikuti seleksi wawancara dll, IPB telah memberikan bantuan pendidikan Beasiswa Bidik Misi bagi kurang lebih 1000 mahasiswa baru jalur Undangan.Setidaknya ini meringankan beban mereka untuk bisa bertahan di kampus rakyat ini.
Tahukah kawan, beberapa hari kami tinggal di asrama, kami telah benar-benar merasakan arti sebuah keluarga baru. Ketika sakit ada yang menemani, ketika uang sudah tak ada sepeserpun di tangan, ada yang meminjami, ketika ada masalah, yang lain memberi solusi, ketika ketinggalan pelajaran, ada banyak yang mengajari, ketika rindu keluarga di kampung ada musik yang senantiasa berkumandang di setiap gedung,musik yang akan membakar semangat kawan-kawan untuk terus bertahan dan berjuang.

Kawan ada banyak cerita yang kami bagi di asrama. Tahukah bagaimana perjuangan mereka untuk bisa sampai ke Kota Bogor ini, ada yang pernah menjadi kuli, ada yang menjadi penjual barang-barang, ada yang meminjam uang ke temannya, ada yang di beri bekal oleh tetangganya, ada yang hampir tak jadi untuk melakukan registrasi, ada yang harus beradu mulut dengan orang tua mereka, ada yang berangkat dengan cacian tetangga, dan ada juga yang berangkat dengan doa penuh dari orang-orang terkasih. Subhanalloh bukan? Lantas masihkah kawan-kawan bisa tertawa lepas, bermalas-malasan sedang keadaan kawan-kawan yang jauh lebih baik dari apa yang mereka rasakan. Bersyukurlah pada sang pencipta akan apa yang dikaruniakan-Nya kepada kawan-kawan semua.
Acap kali ketika melihat semangat mereka, ketika mendengar cerita mereka, dan ketika merenungkan doa-doa mereka disaat itulah aku tak mampu membendung air mata ini, rasanya bukan hanya aku, tapi kami semuapun pernah meneteskan air mata selama di asrama.

Sampai saat ini aku masih belum begitu percaya, bahwa aku sekarang berada di sebuah kampus ternama, berkawan dengan orang-orang dari seluruh penjuru nusantara, orang-orang hebat, orang-orang dengan mimpi yang luar biasa, orang-orang yang tetap mensyukuri nikmat Tuhannya, orang-orang yang ingin membuktikan kepada bangsa dan dunia, bahwa hidup ini adalah perjuangan, bukan sekedar ratapan. Aku Bangga bersama Institut Pertanian Bogor.

Terimakasih Allah SWT atas kenikmatan dan rejeki yang telah Engkau berikan kepadaku, terimakasih Ibu yang telah berjuang dan berdoa untukku hingga aku bisa diterima di kampus yang aku damba-dambakan, terimakasih kakak-kakak ku tercinta yang telah bekerja keras untuk bisa membiayai ku dari semenjak Ayahanda di panggil oleh sang maha kuasa, terimakasih banyak kak, terimakasih telah memenuhi keinginanku untuk bisa bersekolah minimal sampai tingkat Strata 1, terimakasih atas kesabarannya memberikanku uang bulanan, Insyaallah adek tetap mensyukuri walau terkadang tak tercukupi. Terimakasih guru-guru SMAN 2 Ciamis yang telah mendidik-ku, dan memberikan banyak pengalaman serta kesempatan yang tak akan terlupa. Terimakasih sahabat, kakak, dan adik kelas yang senantiasa selalu menyayangi, menemani, membantu dan mendoakanku. Terimakasih teruntuk guru konseling ku di SMA, special untuk Bu Ikon Kurniasih yang telah memberikan rekomendasi seleksi beasiswa kepadaku, dan terimakasih DIKTI atas bantuan beasiswanya. Semoga suatu hari nanti aku bisa mengabdi dan berguna bagi nusa dan bangsa. Amin.

Special untuk Ayahanda tercinta, “Ayah dengarlah cerita dan doa anak-mu ini, Ayah kini anak bungsu mu telah sampai pada tingkat pendidikan yang engkau harapkan, kini adek sedang belajar di salah satu kampus ternama, kampus rakyat yah, kampus yang peduli akan generasi penerus bangsa, kampus yang telah adek pilih sebagai pijakan adek menggapai cita-cita, kampus yang insyaallah luar biasa hebat. Ayah kabar baik lainnya, kini salah satu mimpi adek ketika SMA telah tercapai yah, adek kini disini kuliah mendapatkan beasiswa, alhamdulillah keinginan adek meringankan beban pikiran ibu dan kakak-kakak sedikit tercapai. Jika engkau mendengar suara anakmu, ayah cukup dengarlah dan semoga Allah mengijabah doa adek, mudahkanlah segala urusanku, dan ijinkan aku memberikan yang terbaik bagi setiap orang yang telah berjasa dalam hidupku, dan semoga aku menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa, serta dapat meraih cita-cita, Ayah mungkin engkau sudah tahu, kemampuan akademikku tidaklah seberapa, tapi adek disini begitu senang,karena adek berkawan dengan banyak orang-orang pandai nan jenius sehingga adek semakin sering dan semakin semangat belajar, semoga engkau bahagia, semoga Allah mempertemukan kita di dalam Syurga-Nya suatu hari nanti. Amin.A

KUMPULAN PUISI IBU (PUISI UNTUK IBU)


Puisi Ibu ini bisa jadi obat rindu buat Anda yang sedang merasakan kerinduan terhadap sosok seorang ibu. Anda juga bisa menemukan kumpulan puisi tentang Ibu pada artikel Puisi Hari Ibu yang telah saya publikasikan dulu.

 Puisi Rindu Bunda 

 Aku merindui mu,,Ibu,,
 Meskipun engkau tidak mengetahui itu,,Ibu,,
 Dan aku tidak mengetahui isi hati mu,,Ibu,,
 Tapi aku meyakini Bu,,bahwa kita sehati,,
  Engkau jauh dari pandangan mata ku,,Ibu,,
 Apapun keada’an mu kini Ibu,,
 Ananda selalu mendo’akan yang terbaek buat mu,,Ibu,,
  Namun Ibu,,
 Satu hal yang tidak Ananda mengerti hingga sa’at ini,,
 Kenapa dan mengapa Ibunda pergi meninggalkan Ayah dan Ananda,,Ibuu,,???”
  Apa kabar mu Bunda,,???”
 Kami menyayangi mu,,Bunda,,

 Puisi Tenggelam Dalam Hitam 

 kelopak mata ini terbuka…
 awalnya aku menangis
 manusia di ujung mata mulai tersenyum tipis
 manusia pertama yg kulihat
 kata mereka aku boleh memanggilnya ibu
 ia menimang dengan irama senandung malam
 begitu seterusnya…
 hingga aku tenggelam dalam hitam
 aku hidup dalam tidurku
 sepasang mata terus perhatikan raga mungil ini
 perlahan wujud itu mengais pipi ini dengan lembut
 lalu wujud itu berkata
 “ia malaikatmu, dan ini adalah mimpimu”
  malam itu aku menangis…
 tangisan yang memecah sunyi di belantara sepi
 ia terbangun dengan setengah mata terbuka
 lalu…
 ia menimang dengan irama senandung malam
 begitu seterusnya…
 hingga aku tenggelam dalam hitam
  sampai di ujung umurnya
 aku selalu mengucap do’anya
 di sepertiga malam tanpa riuhnya
 aku mulai belajar bagaimana hidup mengukir kisahnya
 begitu sempurna…
 aku mulai belajar bagaimana waktu berguguran mengurai cerita cintanya
 begitu sempurna…
  kata mereka tidak ada yang sempurna
 perlahan aku tercekat dalam kata-kata
 angin utara yang mendesak
 membuatku tak berkutik membuat jejak
 aku dihantui putus asa
 bagaimana jika aku tak sanggup?
 bagaimana jika aku gugup menghadapi hidup?
 sampai pada suatu akhir aku tersungkur
  sekarang siapa?
 siapa yang akan menimangku dengan irama senandung malam hingga aku tenggelam dalam hitam?
  disaat ketenangan mulai menghasutku
 aku teringat wujud rapuh itu
 ya aku ingat…
 kata mereka aku memanggilnya ibu
  “tak perlu menjadi sempurna, hanya untuk sekedar mengejar mimpi dan asa, jadilah yang terbaik, lalu kejar angan tanpa harus menoleh berbalik”
 itu pesan terakhirnya
 pesan yang ia bawa dipelukan sang lahad
 dan di batu nisan itu namanya dipahat

Puisi Ibuku Yang Kuat 

 Ibuku yang kuat…
 Yang menangis dalam gelap
 Berkeluh kesah dalam senyap
 Menanggung peluh dan penat
 Seorang diri
  Ibuku yang kuat…
 Terimakasih telah mengajari aku kehidupan
 Yang nyata!
 Kehidupan yang pelik dan menyakitkan!
  Ibuku yang kuat…
 Wanita tangguh penuh kelembutan
 Mempunyai hati dan juga kekuatan
  Sabarlah ibu,
 Kita pasti bisa melewati beban ini berdua
  Ibuku yang kuat…
 Ini aku anakmu
 Anak yang kau lahirkan oleh cintamu
 Maafkan aku karna aku belum bisa bersikap dewasa!
  Ibuku yang kuat…
 Bertahanlah! Kau adalah wanita tangguh!
 Yang diciptakan Tuhan
 untuk melahirkan anak” yang berguna untuk dunia!
  Ibuku yang kuat..
 Saat kelak aku akan sepertimu
 Dan kau sudah tiada
 Aku ingin kau melihatku dari atas sana
 Bahwa ini anakmu!
 Anakmu yang kuat dan tangguh!
 Seperti ibuku yang kuat…

Puisi Membuat Bunda Tersenyum 

 Disetiap garis kerut wajahmu
 tersimpan berjuta deritamu
 namun kau tetap tabah
 menjalani harimu yang memang harus kau jalani…
  pernah kulihat,
 tetes airmata mengalir dipipimu,
 hatiku gundah,
 apa gerangan yang membuat dirimu menangis,
 ya Allah.. apa salahku ? apa yang telah kuperbuat hingga ia menangis?
 akankah karena aku atau ada hal lain yang membuatnya benar-benar sedih hingga harus mengeluarkan airmatanya..
 kuhampirinya perlahan,
 seiring menetesnya airmata akkupun bertanya,
 ” bunda, mengapa engkau menangis..?? jangan menangis, tak sanggup aku melihatnya ”
  namun ia hanya menjawab,
 ” tak ada apa-apa sayang, bunda menangis karena bunda sedih, bunda tak bisa membuatmu bahagia, bunda ingin melihatmu bahagia sayang, ingin melihatmu sukses”
  Ya Allah,
 izinkan aku untuk mewujudkan semua inginnya,
 izinkan aku membuatnya tersenyum,
 tersenyum di usianya yang semakin renta…
 Puisi Ibuku Pahlawanku  Ibu…
 Bagiku kau adalah pahlawanku..
 Engkau pahlawan yg berjuang demi anak-anakmu..
 Tanpa kenal siang dan malam..
 Engkau tetap berjuang ditengah hujan dan terik matahari..
 Ibu..
 Sebelum ayam berkokok..
 Sebelum matahari terbit..
 Dan hari masih gelap..
 Kau telah bangun dari tidurmu..
 Kau bergegas mengayuh sepeda tuamu..
 Menuju keramaian..
 Disana engkau harus mengemis perhatian mereka..
 Nasib dan rezeki ditanganmu…
 Memang tak seberapa yg kau peroleh setiap harinya..
 Tapi kau tetap menjalaninya dgn sabar..
 Dan berharap ada terang yg engkau temui kelak..
 Ibu…
 Sungguh engkau pahlawanku…
 Engkau ibu dan juga ayah buat kami anak2mu..
  Terimakasih,ibu..

  Puisi Malaikat Tak BerJubah ( Ibu )

Ibu….
 Kasih mu yang terjelma di sinar surya yang cerah,di sawah dan daratan, hingga nilai tunai yang kau beri
 ucapan syukur dan terimakasih terucap dari bibir polos ku, atas kebaikan yang kau beri
 Ibu….
 Telah habis dan kering keringat dan air matamu, hingga kulit yang dulu indah kini bagaikan gumpalan benang kusut,wajah yang dulu kencang kini dipenuhi goresan-goresan halus,kasar bat lukisan seorang sastrawan, yang tak ternilai harganya bagi anak yang hina ini
 ibu…ibu..ibu…
 hilanglah harta fana yang kau cari,ajarkan ku harta duniawi dan surgawi, tuk genggam cita-cita,masa depandan harapan ku, bagaikan aq memeluk bulan, memetik bintang-bintang dilangit, hingga aq mampu merangkul dunia dengan ilmu pengobanan mu
 ibu…
 engkau bagaikan malaikat tak berjubah kau didik ajar aku dengan kasih mu yg tulus bagaikan bulu domba,suci bagaikan merpati, semurni bilir -bilur_Nya,kau ajar aq ajaran yg bijaksana bahkan kado terindah kau hantar aku kepada Bapa di sorga, lewat doa yg kau sujudkan di bawah altarNya hingga aq berharga dan di pilih menjadi biji matanya dan di angkat menjadi kepala
 ibu…
 dgn apa ku bala kasih mu,gelar AMKeb harap ku mampu bangkitkan gairah mu yng dlu bagaikan gelombang pasang di laut,yg menghantar mutiara ke tepi pantai,dan bagaikan suara angin di puncak gunung sion yng terdengar ke seluruh penjuru, sehingga seluruh bumi yang berpenghuni menjadi matrai bukti, bahwa malaikat tak berjubah kini ada di pelupuk mata mereka..
  Nb”pengorbanan seorang ibu dlam memperjuangkan sekolah anak nya”

 Puisi Kau Segalanya, Ibu 

 dalam hidup ini tak ada yang lain,,
 hanya ingin bersama mu,,
 ibu,,
 kau lah segalanya,hidupku,mati ku,,
 jika kau tak disisi ku,,
 hampa hati ku terasa,,
 kau obat dikala ku sakit,,
 kau tawa dikala ku sedih,,
 kau penyejuk dikala ku haus,,
 kau penerang dikala ku dalam kegelapan..
 kau penunjuk arah dikala ku tersesat
 hanya bersama mu hari ku terasa indah dan berarti,,
 jika kau sedih hati ku terasa diiris sembilu,,
 maafkan jika anak mu ini berbuat salah,,
 asal ibu tahu,,
 disaat aku marah pada mu,,
 itulah disaat aku cemburu,
 cemburu karena ibu cuekin aku,,
 disaat aku jutek padamu,,
 itulah saat ibu kurang care sama ku,
 ibu,,,,
 asal ibu tahu,,
 aku tak ingin ada orang lain disisi ibu..
 aku ingin hanya ada aku disisi ibu,,
 mungkin aku egois,,
 tpi itu lah aku,,
 ANAK MU..

 Puisi Merindu Bunda 

Selepas Isya
 Semilir angin menerpa
 Hadirkan bayangan Bunda
 Bersama rindu padanya
  Rindu kini menggelora
 Seperti ombak samudra
 Bergejolak dalam jiwa
 Aku merindu Bunda
  Ku tatap potretnya berulang kali
 Berharap rindu padanya terobati
 Menuntaskan semua rasa dihati
  Oh Bunda
 Kau Insan mulia
 Jasamu takkan pernah mampu ku membalasnya
  Oh Bunda
 Do’akan anakmu
 Kala kita terhalang ruang dan waktu
 Puisi Ku Merindukanmu Ibu
  ketika ku bayi
 ku selalu di sayangi dan dicintai
 setiap waktu yang ku lalui
 tak lepas dari cinta yang suci
  ketika ku mulai beranjak dewasa
 tiada lagi cinta tulus yang ku rasa
 ku rasa hidupku hampa
 tiada lagi sosok yang sering membuatku bangga
  kini cinta suci tlah hilang
 semua kenangan kini tinggal bayangan
 semua keinginan hanya akan menjadi angan
 semua harapan tlah terhalang
  tuhan kembalikanlah lagi cinta yang tlah pergi
 ku ingin ibu ada di sini
 menemaniku di saat ku tak dapat bernafas lagi
 ibu lah cinta yang slalu ku ingini
 ibu kini ku hanya dapat menatapi potretmu saja
 kini ku seperti orang gila
 menangisi semua yang tlah tiada
 dan berharap hanya impian belaka
   ku pandangi fhoto wajah mu saat hujan deras menyelimuti rinduku kepada mu….
  IBu…
 Saat ini aku rindu akan nasehatmu, aku rindu senyuman indah mu…
  IBu…
 Kau begitu setia mengurusku saat aku masih bayi, jari-jari lembutmu masih terasa sampai saat ini..
  IBu..
 Anak mu yang disini hanya bisa berdo’a agar engkau slalu di berikan kesehatan dan senyuman..
 Amin…
 Ya rabb, jagalah dia ibu ku agar slalu dalam lindungan mu..
 Amin..
                      (By.mr Ulaga Roby)
  


Minggu, 10 Februari 2013

KATANYA NKRI


Katanya Sih NKRI
 saya BATAK , terus kenapa?

Tulisan ini dimulai dengan ketikan jari dari seseorang yang sama sekali dalam ketidakdewasaan. Kepicikan kata-kata harap dimaklumi oleh orang-orang yang merasa tersinggung akibat ketidakdewasaan yang sebelumnya telah disebutkan.

Namun, harapan dari tulisan ini tetap saja ingin menyinggung mereka yang tidak pernah merasa tersinggung!

“RASIS” itulah kata yang menjadi latarbelakang ketikan yang diinput di atas folio digital ini. Anda yang membaca tulisan ini dipersilakan untuk tertawa miris, itupun jika anda orang yang sensitif. Rasis merupakan salah satu halangan besar untuk menciptakan keutuhan negara bangsa palsu yang diciptakan 66 tahun lalu. Bangsa itu bernama Indonesia. Seperti ucapan PDnya (percaya diri) the founding father Indonesia yaitu Soekarno, “Negara kita adalah negara yang memiliki konsepsi dan berideologi”, ya benar! Negara ini konsepsinya adalah imperialis kaum Jawa, dan ideologinya dongeng pancasila. Ada yang mau marah? Silahkan!! Karena itu harapan penulis. Soekarno yang kita temui diberbagai buku-buku sejarah dalam dunia pendidikan, hanyalah seorang pria yang bermental kraton dibalik pakaiannya yang telah menerima pengaruh westernisasi (walaupun ia benci barat). “Prokalamator” itulah sebutan untuk Paduka Yang Mulia Soekarno yang mengaku benci kapitalis dan berpemahaman sosialis, tetapi tetap suka dipanggil Paduka Yang Mulia, memiliki selir, dan bisa membubarkan parlemen seenak udele dewe. Bukankah ini pembodohan..hee( izinkan penulis untuk tertawa ). Begitu juga dengan penerus-penerus negara ini setelah si Paduka. Mereka semua disebut dengan Kaum Moderat Feodalis yang bermentalkan sama, melarang rasis, tapi menciptakan rasis. Maaf yang sebesar-besarnya untuk pengagum Soekarno dan pengagum Soe-Soe yang lain.

Rasis memanglah memiliki kecenderungan lahir dari lidah kaum minoritas, tetapi ia juga dibesarkan oleh kaum mayoritas negara ini. Banyaknya kelompok separatis yang bermunculan adalah salah satu bentuk manifestasi atas kekesalan mereka terhadap pemilik saham demokrasi di Negara ini yaitu Wong Jowo. Mas-mas pemimpin kita memang adalah orang-orang yang memikirkan jangka panjang kelanggengan kekuasaan rasnya, lihat saja transmigrasi yang sebenarnya adalah proyek politik jangka panjang. Selain itu keberhasilan program keluarga berencana justru lebih dinikmati oleh orang-orang yang bukan Jawa, hebat bukan? Nah dengan begitu demokrasi yang berbasiskan populasi terbanyak akan memperpanjang nyawa kejayaan masa lalu mereka, yaitu Majapahit. Sebenarnya majapahit bukanlah apa-apa dibandingkan kerajaan Sriwijaya di Sumatera yang perkembangannya jika dilihat dari segi kultur, pendidikan, sosial, dan politik. Majapahit hanyalah masa lalu kelam yang dibangga-banggakan oleh orang-orang Jawa. Masa lalu yang penuh dengan kecurangan berpolitik dan gila kekuasaan.

“Wah!! Jangan rasis gitu dong ngomongnya”, itulah kalimat yang mungkin anda lontarkan!! Tapi tunggu dulu, yang mulai untuk menciptakan rasisme siapa? Instansi penting negara ini dikuasai oleh siapa? Akses pendidikan terbaik selalu didapatkan di mana? Provinsi yang ada daerah istimewanya di mana? Ras yang selalu merasa dirinya pintar siapa? Atlit nasional didominasi orang mana? Pembangunan infrastruktur difokuskan kemana? Industri-industri diprioritaskan dimana? Presiden orang mana? Ketua DPR orang mana? Ketua MPR keturunan Mana? Berapa persentase jabatan menteri dipegang oleh orang Jawa? Bandingkan dengan berapa banyak menteri non Jowo! Dan ini hanyalah contoh sebagian kecil bukti bahwa negara ini adalah milik Mas-mas dan mbak-mbak.

Dan tak kalah pentingnya sumpah pemuda yang bersumpah untuk berbahasa satu yaitu bahasa indonesia mulai disusupi dengan bahasa daerah mereka. Contoh kecil saja, bisa kita lihat dipilihan bahasa http://www.google.co.id maka akan ditemukan pesaing bahasa Indonesia, yaitu bahasa jawa, selain itu berbagai merk hp di Indonesia juga telah diinput dengan bahasa jawa (maksudnya apa?). Katanya mau menciptakan persatuan Indonesia? Entah alasan mempertahankan kebudayaan atau ingin menghancurkan bahasa Indonesia yang notabene adalah bahasa Sumatera/melayu yang sesungguhnya mereka benci. Ooh iya sekarang penulis mengerti, bukankah kejayaan masa lalu mereka hebat, kenapa harus menggunakan bahasa melayu?? …tolol…. Kalau saja bahasa melayu tidak menjadi lingua franca di beberapa negara asia tenggara, tentunya bahasa Indonesia saat ini adalah bahasa Jowo.

“Kalau orang-orang Jawa tidak masuk ke wilayah tersebut, maka daerah itu tidak akan berkembang.” Pernah dengar pernyataan di atas dari orang-orang Jawa? Wahhh seringgg coyy…ya iya lah daerah tersebut tidak bakalan mekar, kekuasaan berada ditangan mereka kok? “Coba saja Presiden dan antek-anteknya orang papua!, pasti kita semua bakalan urbanisasi ke Papua karena perkembangannya. Coba saja kita bandingkan bagaimana percepatan pembangunan di daerah transmigrasi, dengan daerah yang tidak ada transmigrasinya?. “Jangan memecah belah bangsa” itulah kata mas-mas kita di singgasana yang dibalut loyalitas feodalisme. Saya sebagai penulis tidak memecah belah bangsa dengan tulisan kecil ini (ga ngaruh lagi!!) karena bangsa Anda-anda yang terhormat adalah Bangsa Jawa, bukan Bangsa Indonesia.

Terus terang…banyak di antara kita yang bangga dengan negara ini, dan kita sering menyebutnya dengan nasionalisme. Tapi pernah tidak kita melihat bagaimana nasionalisme telah membuat kita mati-matian untuk membela negara yang hanya berpihak untuk etnis tertentu! Menyakitkan bukan? Sepihak tulisan ini memang mendiskresditkan salah satu etnis terbesar di negara ini, dan penulis sangat sadar itu. Banyak orang-orang non Jawa mengaku pintar dari orang Jawa, tapi tetap saja mereka adalah orang-orang bodoh (termasuk penulis) karena sampai sekarang Orang-orang Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih aja mau dibodohin ama orang Jawa…ironis.

Untuk mengurangi konflik kesukuan yang sering muncul, salah satunya jalan adalah memecah negara besar yang tidak efektif dengan melahirkan negara-negara baru agar ketimpangan-ketimpangan yang sekarang ini bisa diredam. Apapun alasannya, berpisah dari Indonesia adalah wacana lama yang masih memiliki potensi untuk dihidupkan kembali. Karena lebih baik meruntuhkan bangunan lama untuk dijadikan bangunan baru daripada memperbaiki bangunan lama yang telah rapuh.

“Jangan salahkan orang Jawa dong!! Kan yang salah pemimpinnya, banyak juga pemimpin luar Jawa yang ikut menjadi polutan dalam sistem negara!!”Ehh tunggu dulu, di masa lalu kita menyebut orang Belanda penjajah, dan apakah itu berarti orang Belanda yang bertani di Belanda bisa dikatakan penjajah ? tetap saja di zaman itu tidak ada yang membenahi kalimat di atas menjadi seperti ini, “ Sebenarnya yang salah itu VOC dan pemimpinnya, bukan Belanda.”. Sudah saya bilang sebelumnya bahwa tulisan ini hanya untuk orang-orang yang merasa tersinggung atas apa yang saya singgung. Jikapun itu membawa nama etnis Jawa secara kesuluruhan, karena masalah dominan negara Indonesia yang palsu ini memang pemicunya adalah orang-orang Jawa. Ada yang mau menghentikan orang-orang non Jawa berbicara saat mereka tertindas??? Ya ada….bunuh saja mereka, seperti cara-cara yang pernah Kalian lakukan Jendral-jendral banci (jendral yang hanya berani memimpin perang terhadap rakyatnya sendiri).

Untuk pemimpin luar Jawa yang bangga berada di bawah bokong kekuasaan Jawa, saya ucapkan selamat!! Karena anda bakalan diangkat, dibesarkan, dan akhirnya diruntuhkan oleh mereka sang pengagum wayang kulit.

“Orang-orang non Jowo kebanyakan iri dan dengki dengan apa yang orang-orang Jawa dapatkan berkat keuletan dan kegigihan bangsa Jawa.” Wow penulis lupa dengan keuletan dan kegigihan orang Jawa sehingga mereka meraih sukses. Tapi saya lebih lupa lagi dengan keuletan dan kegigihan orang-orang Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi yang sukses membangun Malaysia. Fakta membuktikan bahwa orang-orang keturunan Sumatera dan Sulawesi, berhasil menjadi pemimpin yang mampu membawa Malaysia ke arena negara yang berkelas.

“Bukankah di Malaysia orang-orang keturunan Jawa sangat banyak?” 100 buat anda!! Tapi ingat , mereka tidak lagi disebut Jowo, tapi Melayu, rumpun bangsa yang dibenci Soekarno. Orang-orang Jawa di Malaysia lebih bangga disebut Melayu, tapi orang-orang Melayu di Indonesia lebih bangga anaknya diberi nama Jowo, agar kelak untuk bekerja dipemerintahan lebih mudah untuk diterima. Sekarang pertanyaannya, dimana sekarang kelangsungan Melayu aceh, Melayu Minang, Melayu deli, Melayu Riau, Melayu Palembang, Melayu Banjar, Melayu Bugis, Melayu Betawi? Mereka semua sekarang telah berubah menjadi NKRI ( Negara Kraton Raden Indonesia ), sebuah negara yang akan selalu meletakkan nama Soedirman di Jalan-jalan utama di seluruh Indonesia.

Tapi bagaimanapun penulis akan tetap berterimakasih kepada orang-orang Jawa, karena telah mengajarkan saya beberapa hal :

1) Meletakkan keris di belakang, lebih mudah menjadikan musuh sebagai teman saat berhadapan, dan membunuhnya saat berbalik arah.

2) Pengkhianat akan disebut pengkhianat apabila mengkhianati pemimpin, dan akan disebut moderat apabila mengkhianati rakyat.

3) Kejujuran kepada pembohong disebut loyalitas.

4) Mengutamakan formalitas daripada kwalitas disebut berbobot.

5) Politik diartikan sebagai cara memperoleh kekuasaan, bukan mengatur kekuasaan.

6) Kepentingan berarti peluang untuk mengabaikan.

7) Menjadikan partai dalam skala banyak akan menjadi strategi berbedak demokrasi untuk mempertahankan kekuatan etnis yang populasinya lebih dominan.

8) Kalau saya sebutkan seluruhnya, maka penulis akan dibunuh dalam waktu dekat.

TENTANG ANTI SUKU JAWA


TENTANG ANTI SUKU JAWA

ANTI SUKU JAWA pertama kali dibuat di Page Facebook dengan alamat

http://www.facebook.com/pages/ANTI-SUKU-JAWA-III/199785226730710

Dengan keterangan sebagai berikut:

Martono, Menteri transmigrasi Indonesia pada 20 Maret, 1985: “Maksud dari transmigrasi adalah untuk menyatukan bangsa Indonesia dan pada akhirnya suku-suku bangsa yang ada di Indonesia akan tidak ada lagi, yang ada hanya satu saja, bangsa Indonesia berdasarkan budaya jawa. Jika demikian halnya, maka slogan “Bhennika Tunggal Ika”, hanya sebagai propaganda saja dan tidak pernah dilaksanakan, sebab a…pabila slogan tersebut dijalankan, tentu suku-suku bangsa lain tetap hidup dan tidak bisa dihapuskan.

Jadi, sangatlah berlawanan dengan apa yang dikatakan oleh rezim penjajah Indonesia selama ini. Pada hal semboyan “Bhennika Tunggal Ika” bermakna diakuinya berbedaan budaya, bangsa dan agama. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak diberi izin dan dihalangi.”

Salah satu dari prosesnya…:D

KRONOLOGI PEMBANTAIAN JAWA TERHADAP ETNIS LAIN:
 1. Peristiwa pembantaian terhadap lebih dari 500 orang (Sultan-sultan Melayu dan ahli warisnya di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan) oleh TNI dalam
 dekade Desember 1945-1947, yang Sukarno sebut sebagai Revolusi sosial;
 2. Pembantaian terhadap 20,000 bangsa Sunda oleh TNI semasa meletusnya Darul Islam antara 1950-1958;
 3. Pembantaian terhadap 30,000 bangsa Acheh oleh TNI semasa meletusnya Darul Islam antara 1953-1961;
 4. Pembantaian terhadap 30,000 bangsa Minangkabau, Riau dan Jambi oleh TNI semasa meletusnya PRRI antara 1957-1959;
 5. Pembantaian terhadap 5,000 bangsa Melayu di Kalimantan oleh TNI semasa meletusnya Permesta PRRI tahun 1957-1958 oleh TNI;
 6. Pembantaian terhadap 6,000 bangsa Papua oleh TNI sejak tahun 1962-63;
 7. Pembantaian terhadap 1000,000 (1 juta) manusia dalam peristiwa G-30S/PKI tahun 1965 oleh TNI. Sebelumnya telah terjadi pembantaian terhadap 7000
 orang Jawa dalam peristiwa PKI di Madiun, tahun 1948.
 8. Pembantaian terhadap lebih dari 6,000 bangsa Papua oleh TNI sejak tahun 1969-sekarang;
 9. Pembantaian terhadap lebih dari 450,000 (1/4% dari bangsa Timor Timur)oleh TNI antara tahun 1975-1998;
 10. Pembantaian terhadap 20,000 bangsa Acheh antara tahun 1976-sekarang;
 11. Pembantaian terhadap 900 jama’ah Masjid At-Taqwa Tanjung Priok oleh TNI tahun 1994;
 12. Pembantaian terhadap 1,500 penduduk Talang sari, Palembang Sumatera, oleh TNI tahun 1995;
 13. Pembantaian terhadap 39 penduduk Bima oleh TNI tahun 1994;
 14. Pembantaian terhadap 1,600 penduduk bekas tahanan PKI Pulau Buru di Kedung Gemboh oleh TNI tahun 1994;
 15. Pembantaian terhadap 700 penyokong PDI kubu Megawati di jln. Diponegoro, Jakarta oleh TNI pada 27 Maret 1997;
 16. Pembantaian terhadap 1,300 bangsa Dayak di Kalimantan Barat dan Utara oleh TNI tahun 1998;
 17. Pembantaian terhadap 200 orang penyokong PPP dan PDI di Kalimantan oleh TNI antara April-Mei tahun 1998;
 18. Pembantaian terhadap 300 orang penyokong PPP dan PDI di Tasik Malaya oleh TNI yang menuntut reformasi, April tahun 1997;
 19. Pembantaian terhadap 150 orang penyokong PPP dan PDI di Situbondo oleh TNI yang menuntut reformasi, April tahun 1997;
 20. Pembantaian terhadap 100 orang penyokong PPP dan PDI di Sampang, Madura oleh TNI yang menuntut reformasi, April tahun 1997;
 21. Pembantaian terhadap 1,500 orang pro reformasi di Jakarta oleh TNI yang menuntut reformasi, tahun 1998;
 22. Pembantaian terhadap 3,000 bangsa Maluku oleh TNI yang menuntut merdeka awal tahun 2000
         Dahulu kala, di kalangan pemuda Indian ada kebiasaan mengasingkan diri dalam kesunyian di tempat-tempat terpencil. Kebiasaan ini dinamakan pencarian visi, yang bertujuan menyiapkan diri mereka menyongsong masa dewasa.

 Seorang pemuda berjalan kaki ke lembah yang indah dengan pepohonan hijau dan bunga-bunga. Di sana ia berpantang dan berdoa. Ketika ia memandang gunung-gunung yang mengelilinginya, ia memerhatikan satu puncak gunung tinggi yang tertutup salju.

 "Saya ingin menguji diri dengan menakhlukkan gunung itu," katanya. Ia mulai mendaki gunung dan berhasil mencapai puncak. Dari atas sana ia dapat memandang alam sekitar tanpa halangan apa pun.

 Tak lama kemudian, ia mendengar gemerisik dedaunan di dekat kakinya. Ketika memandang ke bawah, ia melihat seekor ular sedang merayap. Ia bersiap lari, tetapi ular itu berkata, "Saya hampir mati. Terlalu dingin bagi saya di sini. Taruhlah saya di balik bajumu, agar saya menjadi hangat dan bawalah saya turun ke lembah."

 Pemuda itu menolak. "Saya tahu siapa engkau, ular berbisa. Saya sudah diingatkan, engkau berbahaya," katanya. Tetapi ular sangat licik. Ia membujuk pemuda dengan keindahan kulitnya yang menawan. Akhirnya, pemuda itu menaruh ular di balik bajunya dan membawanya turun ke lembah. Di sana ia meletakkan ular dengan lemah-lembut di atas rumput.

 Ular lalu meliuk-liuk dan menggigit kaki pemuda itu. "Engkau telah berjanji...," teriak sang pemuda. "Engkau sudah tahu siapa saya, ketika engkau mengangkat saya," jawab ular sambil merayap pergi. 

Ketika kita tergoda oleh berbagai godaan, ingatlah akan kata-kata sang ular, "Engkau sudah tahu siapa saya, ketika engkau mengangkat saya."

Inspirasi


Inspirasi
Semakin Banyak Memberi, Semakin Banyak Menerima
Kesopanan Tanpa Mengharapkan Balasan
Nilai Kesenangan Sederhana
Setiap Orang Membutuhkan Orang Lain
Kebaikan Tanpa Pandang Bulu
Semuanya Saling Berkaitan
Kehilangan Tidak Lebih Daripada yang Dihilangkan
Keindahan Tersembunyi
Jalan Sempit
Yang Manakah Aku?
Membuka Pintu Hati
Seperti Anak Kecil
Pria Tua dan Kaleng Oli
Batin Teflon
Cincin yang Hilang
Mencinta tanpa Melekat
Hidup Bersama Orang Sulit
Kemuliaan dalam Kehancuran
Memuat Sampah
Khawatir
Tempat yang Tepat
Good? Bad? Who Knows?
Para Pemain Orkes Simfoni
Memperbaiki Kesalahan
Empat Sifat Cinta


Aku Tidak Punya Siapa-siapa, Aku Butuh Teman


Sebuah cerita sebenarnya yang terjadi di Kanada yang dialami oleh almarhum Amanda Todd, salah seorang perempuan korban Bully. Tahun 2012 pun menjadi tahun terakhir dia hidup di dunia. Cerita ini untuk mengingatkan kembali efek Bully yang tidak mustahil melahirkan korban baik pria dan wanita di segala jenis usia. Amanda Michelle Todd lahir 27 November 1996 dan meninggal tanggal 10 October 2012 di usia 15 tahun. Amanda sendiri sempat mem-posting beberapa kisahnya di video Youtube sebelum dia memilih untuk mengakhiri hidupnya. Ada beberapa video yang diunggahnya yang bisa diakses sampai saat ini. Berikut penulis mengambil sudut pandang Amanda Todd dalam mengisahkan hidupnya sebelum hari kematian menjemputnya.

 ‘Hai semua, saya ingin bercerita kepada kalian semua tentang kisah yang menurutku tidak akan pernah habis-habisnya. Saya menikmati hidup yang indah sama seperti kebanyakan orang lainnya. Saya punya teman yang baik. Suatu ketika temanku mengajakku chatting katanya untuk bertemu dengan orang baru. Kenapa ngga? Saya setuju saja. Benar, disana ada orang baru dan keren, saya sangat senang. Kami bercerita dan ngobrol, mungkin di dunia maya atau chatting merupakan hal biasa ketika lawan chat kita meminta foto dan lain sebagainya tentang kita. Kenapa ngga? Saya melakukan seperti apa yang dia minta. Bagi saya itu fun, that’s good. Setelah saya merasa senang dan cukup, kami mengakhiri perbincangan kami. Sampai disitu semua baik-baik saja.

 Satu tahun kemudian, saya menerima sebuah pesan. Sebuah pesan dari jejaring sosial yang sering aku buka setiap hari. Mulanya aku biasa saja ketika membukanya. Tetapi setelah aku membacanya, ada sebuah perasaan yang tidak biasa menghampiriku. Rasanya mustahil, ada seorang pria yang tahu aku siapa, alamat tinggal, saudara-saudaraku, sekolah, sedangkan aku sendiri tidak tahu dia siapa. Dia mengatakan, ‘Kalau kau tidak melakukan sesuatu kepada saya seperti yang saya mau, saya akan mengirimkan foto ‘dada’ kamu.’ Kaget campur takut itulah yang saya rasakan, akan sebuah ancaman yang bagiku itu sangat menakutkan. Saya berpikir keras untuk mencari tahu siapa pria ini dan apa maksud pesannya. Dan kemudian aku sadar, itu kan setahun yang lalu? Bagaimana dia masih mengingatku? Dan jujur hari-hariku tidaklah lagi sama seperti sebelum aku menerima pesan itu. Aku merasa takut.

 Suatu ketika di akhir tahun, ada seorang datang ke rumahku di pagi dini hari pukul 4 dan hal yang paling tidak kusangka-sangka terjadi, seorang polisi datang dan memberikanku sebuah foto yang sama seperti yang aku terima dari orang asing di alamat emailku.  Yah, foto ‘dadaku’. Aku rasa dunia sudah kiamat, bukan hanya aku seorang yang punya foto ini, ternyata hampir semua orang yang kukenal memilikinya. Jantungku pasti sudah copot, aku tidak bisa berdiri, badanku lemah, aku pun terjatuh sakit. Aku jadi orang yang sangat gelisah, penuh depresi dan punya gangguan panik yang cukup parah. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku sulit untuk mencerna hal-hal sehat, yang kupikirkan adalah semua orang mengenalku dan semua orang membenciku. Aku minum alkohol dan sedikit bebanku hilang, aku tahu narkoba membuatku bisa melupakan masalah ini, aku minum sampai beberapa teguk. Tetapi setelah aku sadar, kondisi tidaklah menjadi berubah seperti yang aku harapkan. Aku putus asa, harapanku menguap ditelan angin. Semua terasa berat, dunia di sekitarku terasa berputar sangat cepat, bayangan foto itu kembali membayangi hari-hariku. Aku stress. Foto dadaku menjadi foto utama pria itu. Aku benar-benar sangat malu. Sekejap itu juga aku kehilangan teman, aku kehilangan sambutan mereka. Airmata yang selalu menemaniku setiap malam, tapi tidak sedikitpun aku pernah menemukan jalan keluarnya. Semua orang membenciku dan tidak ada lagi yang menyayangiku. Usaha apapun yang aku lakukan, aku tidak akan pernah mendapatkan fotoku lagi, teman-temanku, semua yang kumiliki. Aku telah kehilangan semuanya. Aku mencoba menyayat tanganku dan ingin segera ini semua berlalu.

 Setahun dalam tekanan dan depresi, orangtuaku memindahkanku ke sebuah sekolah baru. Semuanya kelihatan baik sekalipun aku masih melalui hari-hariku sendiri. Menghabiskan makan siang di perpustakaan setiap hari. Yah mungkin aku masih belum terbiasa, tapi aku akan mencoba melupakan masa lalu itu. Sampai sebulan berlalu, kemudian aku bertemu dengan salah seorang teman. Dia ternyata menyukaiku, tapi dia punya seorang pacar. Pria ini tampak serius denganku, aku pun menyukainya. Aku tidak peduli dia sudah punya pacar atau tidak, dan kami pun berpacaran. Dan setelah seminggu berlalu, aku mendapatkan sebuah pesan singkat di telepon genggamku, isinya ‘Pergi dari sekolah ini,’ aku masih belum mengerti maksud pesan ini, tiba-tiba aku melihat dari jauh 15 gadis dan dengan pacarku mendatangiku. Mereka mendekatiku dan bilang, ‘Hei, lihat sekelilingmu,’ dia berkata di depan seluruh murid sekolah yang sedang balik memerhatikanku. ‘Ngga ada seorangpun yang menyukaimu disini.’  Aku melihat sekelilingku dan melihat tatapan mereka yang menghakimiku, yang memandang dengan hina. Orang-orang berteriak untuk memukul dan menghajarku. Gadis yang mengolok-olokku ini kemudian melakukan seperti apa yang mereka minta. Dia menamparku dan membuatku jatuh ke tanah, disana dia memukuliku berulang-ulang. Dari sisi lain aku melihat seseorang merekam kejadian ini, aku tidak berdaya, tubuhku terkulai lemas. Hatiku tersayat-sayat. Airmata mengalir deras, mataku panas dan hatiku sakit sekali rasanya. Bahkan dalam kesakitanku aku lihat pria itu, pria yang belum lama menjadi pacarku, aku tidak ingin dia terluka seperti yang aku alami ini. Aku ngga ingin dia disalahkan dan dipermalukan seperti ini, karena aku tahu tidak ada seorangpun yang pantas diperlakukan seperti ini. Aku berbohong dan mengakui ini semua adalah kesalahanku, ini semua ideku. Akulah yang mengejar pria itu. Tapi aku salah, yang dia inginkan hanyalah seks. Dari jauh seorang guru datang tapi terlambat aku sudah terlebih dahulu meninggalkan lapangan sebelum gadis itu menghabisiku disana. Badanku hancur, tulang-tulangku remuk aku tidak kuat berjalan jauh dan aku terjatuh di sebuah parit. Ayahku menemukanku. Aku tidak lagi mau hidup, aku mau mati. Ayahku membawaku ke rumah, disana aku lihat pemutih pakaian dan meneguknya. Aku sudah tidak lagi punya keinginan hidup, hasratku untuk mati lebih besar daripada aku hidup. Pemutih ini berhasil menenangkanku, aku pikir aku pasti sudah mati. Kemudian ambulance datang. Aku masih berhasil diselamatkan. Sepanjang hari yang kulalui hanya penuh dengan beban dan pikiran. Sampai ada sedikit sisa-sisa kekuatanku ku coba membuka kembali emailku dan kemudian kumenemukan sebuah kalimat, ‘Kau layak menerimanya, sudahkah kau mencuci rambutmu dari lumpur? Aku harap kau mati.’

 Tidak ada lagi yang peduli padaku, tidak ada lagi yang menginginkanku. Aku tahu, aku tidak berharga lagi. Mamaku kemudian mengajakku pindah ke tempatnya, aku sudah capek, aku ingin pindah ke sekolah baru yang dimana banyak orang menerimaku. Aku pun mEncoba lagi memulai kehidupan yang baru, aku letih, aku ingin keluar dari ini semua. Enam bulan berlalu, aku melihat sebuah postingan gambar tentang pemutih, clorex dan parit dan namaku ditaruh di gambar itu. Ada komentar di gambar mengatakan, ‘Seharusnya dia mencoba pemutih yang lain dan mati, bukankah dia itu sangat bodoh? Aku harap dia melihat ini dan membunuh dirinya..








Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa kalian melakukan ini padaku. Aku bahkan tidak pernah berbuat jahat kepada kalian. Aku sudah meninggalkan kota dan kalian bahkan tidak peduli, aku menangis sepanjang malam. Kalian jahat sekali, aku tahu aku sudah berbuat salah tapi kenapa kalian berpikir seperti itu. Tiada hari lagi bagiku berpikir untuk ada di bumi ini. Kalau pun aku terbangun pagi hari yang ada di pikiranku adalah, mengapa aku masih ada di bumi ini? Kegelisahanku semakin menjadi-jadi. Hidup bukan lagi semakin baik, aku terus mendapat pesan yang sama bahkan semakin mengerikan padaku, memintaku untuk segera pergi dari dunia ini. Aku takut bertemu orang, aku takut sekolah, aku takut keluar rumah, aku takut berbuat apapun. Aku menyayat-nyayat tanganku, ingin segera mengakhiri hidup secepatnya. Aku dirawat konseling beberapa bulan, dan aku tidak bisa lagi bertahan, aku overdosis, narkoba adalah makananku sehari-hari. Aku sangat kesepian, tidak ada seorang lagi yang peduli padaku, semua membenciku, aku tidak mau hidup lagi. Aku tahu, tidak ada seorangpun yang menginginkanku lagi hidup. Aku tidak punya siapa-siapa. Aku hanya butuh teman…”

 Cerita ini didedikasikan untuk semua korban bully, dan Amanda Todd yang mengakhiri hidup karena depresi. Video bisa dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=KRxfTyNa24A. Tidak ada yang diinginkan seorang di dunia ini selain teman, dan teman yang bisa membuatnya bangkit.





pengapa bisa saya


prosesnya juga lebih sederhana.
Misalnya, gadis A menggugurkan kandungan.
Mengapa? Sebab ia merasa malu atas kehamilannya.
Mengapa malu? Ia hamil sebelum nikah. Mengapa
hamil sebelum nikah? Sebab gadis A dengan pria B –
yang bukan muhrim – “berada di ruangan terkunci,
tertutup rapat atau tempat yang sunyi”. 
Pertanyaan “mengapa” bisa saja dilanjutkan dan tetap
ada jawaban. Tetapi jawabannya berupa sebab positif –
jadi bukan merupakan masalah– atau sebab negatif yang
tidak memperlihatkan perilaku nyata yang sulit
dijangkau hukum –jadi bukan akar masalah. Misalnya,
mengapa “berada di ruangan terkunci, tertutup atau
tempat yang sunyi”? Sebab ingin secara langsung
menyampaikan isi hati (curhat). Curhat boleh-boleh saja
(positif), tetapi haruskah dengan “berada di ruangan
terkunci, tertutup atau tempat yang sunyi”. Jawabannya,
tidak. Jika jawaban berupa sebab negatif, misalnya:
imannya lemah, bukan perilaku nyata yang mudah
dijangkau sanksi hukum. 
Aborsi bisa saja dilakukan oleh pasangan yang sah,
tetapi oleh sebab yang dapat dipertanggung-jawabkan
sehingga perlu dilakukan aborsi (misalnya kehamilan
tertentu yang membahayakan nyawa ibu) atau korban
perkosaan. Yang paling banyak terjadi adalah aborsi
yang dilakukan oleh pasangan yang tidak sah dengan
“berada di ruangan terkunci, tertutup atau tempat yang
sunyi”.
Perselingkuhan/zinah juga terjadi karena sebab dasar
yang sama. Seorang suami (atau isteri) bisa saja tidak
bahagia dalam perkawinannya, krisis saling percaya,
rendah komitmen dan komunikasinya. Akan tetapi jika
dia tidak “berada di ruangan terkunci, tertutup atau
tempat yang sunyi” dengan lawan jenis lainnya yang
dikencaninya, zinah tidak terjadi. Tetapi dewasa ini,
banyak juga terjadi pasangan yang tampak “baik-baik”
(jadi bukan baik sungguh), ternyata juga melakukan
tindakan “berada di ruangan terkunci, tertutup atau
tempat yang sunyi” dengan selain pasangan sahnya.
Apabila “Korupsi Cinta” ini diketahui oleh pasangan
atau anggota keluarganya tak jarang muncul masalah
keretakan rumah tangga dengan akibat-akibat negatif
ikutannnya yang lebih berat seperti perceraian. Faktor
“berada di ruangan terkunci, tertutup atau tempat yang
sunyi” entah mengapa jarang disebut-sebut oleh
pembicara atau yang dianggap pakar dalam  talk show,
seminar, maupun karya ilmiah. 79 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 12, NO. 2, DESEMBER 2008: 72-81
Penularan HIV/AIDS banyak disebabkan oleh faktor
“berada di ruangan terkunci/tertutup atau tempat yang
sunyi”, selain penggunaan bergantian jarum suntik
bernarkoba. Faktor penyuluhan dan penggunaan
kondom, di banyak negara berkembang, terbukti tidak
efektif meski telah menghasilkan penghargaanpenghargaan bagi aktivis relawan dan wartawan yang
mencurahkan perhatiannya. 
Jadi, akar dari masalah-masalah tersebut adalah “adanya
(terutama dua orang) laki-laki dan perempuan bukan
muhrim berkencan/berada di ruangan yang terkunci,
tertutup rapat atau tempat yang sunyi” seperti kamar
hotel, motel, kost yang tidak dipantau, lokalisasi
prostitusi, apartemen atau rumah biasa yang sepi
penghuni atau dihuni oleh wanita/pria simpanan. Hal ini
sesungguhnya juga menjadi akar masalah dari
pornografi (yakni saat pembuatannya), wanita/pria
simpanan, prostitusi terselubung, pesta  “one night
stand”, sex after lunch, bahkan juga pelacuran anakanak.
Akar penyebab kedua adalah ‘pengetahuan yang tidak
memadai (utuh-menyeluruh-mewujud) tentang yang
benar dan yang baik pada diri inidividu maupun sistem
dalam memenuhi kebutuhan dasar (motivasi) terutama
libido (“cinta”). Kalau seseorang memiliki ‘pengetahuan
yang memadai’ tentang salah-buruknya berada di
ruangan terkunci-tertutup-sepi dengan lawan jenis yang
bukan muhrim, ia tidak akan melakukannya. 
Sudah tentu ada kekecualian yang sungguh langka
untuk masalah-masalah dalam Contoh 5 tersebut. Hanya
orang tertentu saja (tidak banyak jumlahnya) dan hanya
dalam waktu tertentu saja –lama dan frekuensinya–
yang dapat mengatasi godaan yang ditimbulkan keadaan
ini. Kalau orang-orangnya (pasangan yang sama),
beberapa kali mengalami keadaan ini, godaan untuk
berhubungan seperti suami isteri akan sulit untuk
dielakkan. 
Terhadap masalah-masalah di atas lazimnya diajukan
solusi dengan pendekatan individual: memperkuat iman
melalui agama seperti pesantren kilat, retreat, konsultasi
dengan psikolog, atau ceramah seksolog. Solusi-solusi
ini hanya mengatasi gejala, bukan akar masalahnya,
sehingga akan banyak bermunculan lagi dan dijadikan
“komoditas tetap” oleh beberapa pihak, terutama media
massa, berupa perbincangan atau penceritaan dalam
buku, sinetron, dan film. Sudah saatnya, pendekatan
solusi individual dilengkapi dengan pendekatan solusi
sistemik/ struktural/ institusional/ legalistik dengan
membuat dan memperkuat hukum berupa undangundang serta rincian peraturan pelaksanaannya.
Dari kelima contoh penerapan MAAMS di atas dapat
dinyatakan bahwa akar masalah dari berbagai masalah
sosial kemanusiaan tersebut adalah:  pertama, “korupsi
3Ta (harta, tahta, cinta/hubungan pria-wanita)”, dan ini
berimpit dengan yang  kedua, “pengetahuan yang tidak
memadai (utuh-menyeluruh-mewujud) tentang ‘yang
benar’ dan ‘yang baik’, pada individu maupun sistem,
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
(motivasi) 3Ta”. Korupsi 3Ta berarti tindakan
memenuhi motivasi atau kebutuhan dasar 3Ta secara
tidak halal, tidak bermoral/etis, tidak legal, tidak benarbaik-bersih –secara singkat dan padat: tidak “jujur”.
Korupsi berasal dari bahasa Latin  “corruptio” yang
memiliki arti: hal merusak, membuat busuk,
pembusukan, kemerosotan.  Corruptor  berarti perusak,
pembusuk, penggoda, pemerdaya; dan  corruptrix:
wanita pemerdaya (Prent, 1969). Harta: segala sesuatu
yang secara moral dan legal dapat diuangkan.  Tahta:
segala sesuatu yang menimbulkan/ mengandung
kekuasaan, kedaulatan, pengaruh, penghargaan, hormat,
kekaguman, ketundukan, kepatuhan; wujud utamanya
adalah jabatan, kewenangan, status/kedudukan sosial.
Cinta/hubungan pria wanita (yang paling potensial
bermasalah) adalah: kondisi dengan tingkat tertentu
yang menyebabkan/memudahkan terjadinya hubungan
pria-wanita laksana suami-isteri (kondisi dimaksud
adalah seperti ruangan terkunci, tertutup rapat, atau
tempat yang “sepi”).
Korupsi harta adalah hal yang membuat keutuhan harta
(yang sudah atau bahkan akan dimiliki) menjadi
merosot, berkurang nilainya (Contoh analisis cukup
jelas).
Korupsi tahta adalah hal yang membuat keutuhan tahta
(yang sudah atau akan dimiliki) menjadi merosot,
membusuk, rusak kualitasnya atau rusak pengaruhnya
(Contoh analisis cukup jelas). Korupsi tahta yang paling
strategis berupa kesalahpimpinan. 
Korupsi cinta/hubungan pria-wanita: hal yang membuat
keutuhan cinta (yang sudah atau akan dimiliki) menjadi
merosot, membusuk atau rusak karena mengutamakan
nafsu birahi dan kenikmatan fisik sambil mengabaikan
kesucian, rasa hormat, tanggung jawab, perlindungan,
pemeliharaan, pengembangan, dan pemekaran diri yang
berjangka waktu ‘hari ini dan seterusnya’. Korupsi cinta
sangat mudah terjadi bila pria dan wanita bukan
mahram, terutama berduaan, berada di ruangan terkunci,
tertutup rapat, atau tempat sepi.
Adanya seseorang  ─ sebagai individu ataupun sebagai
pejabat publik ─ yang melakukan korupsi atas salah satu
dari 3Ta berarti pada saat yang sama menunjukkan
“tidak memadainya pengetahuan yang utuh-
menyeluruh-mewujud tentang ‘yang benar’ dan ‘yang
baik’ pada individu tersebut maupun sistemnya
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar
(motivasi) 3Ta.” Tidak memadainya ‘pengetahuan’ itu
mungkin disebabkan oleh: orang, sistem, atau kedua-MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 12, NO. 2, DESEMBER 2008: 72-81  80
duanya belum memilikinya, atau pengetahuan yang ada
sudah usang atau tidak sesuai lagi. 
Korupsi 3Ta, sangat mungkin saling berhubungan,
bahkan korupsi harta hampir selalu dipermudah oleh
korupsi tahta (penyalahgunaan wewenang, kolusi dan
nepotisme). Korupsi tahta sekaligus cinta antara lain
menimbulkan relasi jender yang tidak adil, poligami
yang bukan darurat, serta pelecehan seksual. Korupsi
cinta demi harta antara lain berwujud praktik pelacuran,
pelacuran terselubung, wanita/pria simpanan dan
panggilan, serta “cewek tender” dan sejenisnya.
Seseorang pria yang mempunyai wanita simpanan,
mengkorupsi cinta isterinya, dan ia giat mencari harta
untuk mencukupi mereka. Korupsi 3Ta dapat dilakukan
dengan suap (atau iming-iming) harta, tahta, dan cinta
untuk memperoleh 3Ta yang lebih banyak/besar lagi. 
Dalam perspektif agama, korupsi 3Ta merupakan
indikasi lemahnya Takwa, atau bisa juga disebut
Korupsi Takwa. Dalam perspektif kebudayaan, korupsi
3Ta melunturkan keadaban masyarakatnya. Dan dalam
perspektif komunikasi, korupsi 3Ta menjadikan
komunikasi bermuatan kebohongan sehingga
komunikasi dan komunikatornya tidak komunikatif,
sekalipun amat fasih dan memikat. 
Penelusuran mendalam dengan MAAMS yang
mengidentifikasi korupsi 3Ta sebagai akar masalah
sosial dan kemanusiaan menunjukkan adanya kesamaan
dengan kajian mendalam dari Marx, Nietzche, dan
Freud, bahwa kebutuhan ekonomi, kehendak berkuasa,
dan libido merupakan dorongan utama hidup manusia.
Demikian pula kesamaan pernyataan Mircea Eliade
bahwa manusia merupakan makhluk religius (homo
religiosus) (Mangunhardjono, 1982) untuk konsep
Takwa.
3. Solusi Dasar
Solusi dasar harus sesuai dengan akar masalahnya,
yakni korupsi 3Ta atau motivasi memenuhi kebutuhan
dasar harta, tahta, dan cinta asmara (hubungan priawanita). Terjadinya korupsi menunjukkan adanya
“pengetahuan yang tidak memadai (utuh-menyeluruhmewujud) tentang ‘yang benar’ dan ‘yang baik’, pada
individu maupun sistem, berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar (motivasi) 3Ta”.
a. Solusi dasar korupsi harta
Setiap orang dan lembaga harus dapat membuktikan
atau dibuktikan asal usul hartanya secara sah, apabila
tidak harta tersebut disita, dan yang bersangkutan
dipidana sesuai dengan nilai harta tersebut.
b. Solusi dasar korupsi tahta
- Setiap calon pemimpin dan calon wakil rakyat
ditelusuri riwayat hidupnya untuk diketahui kadar
integritas kepribadiannya,
- Setiap kekuasaan harus dikendalikan dengan uji
logika dan uji kejujuran.
c. Solusi dasar korupsi cinta
Pria dan wanita yang bukan mahram tidak boleh
berada (terutama berduaan) di ruang terkunci, tertutup
rapat, dan tempat yang sepi atau terpencil.
4. Penutup
Kelima contoh di atas mudah-mudahan cukup
menjelaskan bagaimana MAAMS dapat diterapkan
untuk menelusuri dan mengidentifikasi akar dari
berbagai masalah sosial dan kemanusiaan. Penerapan
MAAMS memiliki sejumlah manfaat sebagai berikut:  
(a) Menyediakan alternatif metode berpikir
(mendalam) yang disertai dengan model atau
peraga visual. 
(b) Memberi dasar epistemologis bagi penerapan mixed
methodology ataupun multimethods.
(c) Memfasilitasi pengkajian masalah dan solusi
fundamental secara interdisipliner, multidisipliner,
transdisipliner; berpikir out of the box.
(d) Memperbaiki, mempercepat, meningkatkan, dan
meluruskan proses berpikir, diskusi, perbincangan,
dsb. yang bermaksud mencari solusi. Penerapan
lebih lanjut bahkan diperkirakan dapat mengurangi
kerumitan analisis masalah, meringkas masalah,
dan mempersingkat masa pembelajaran. 
(e) (Bayangkan jika setiap 3-5 sel dalam tabel dikemas
sebagai satu topik  talk show atau diskusi atau
bahkan penelitian, betapa banyak topik, waktu,
tenaga, pikiran, dan biayanya. Dan inipun belum
tentu sampai pada akar penyebab masalah maupun
solusinya. Dengan  MAAMS cukup 2-3 kali
kesempatan saja, salah satunya khusus membahas
solusi). Untuk situasi Indonesia pascakrisis 1997
yang menuntut pemulihan atau bahkan percepatan,
penerapan MAAMS akan sangat membantu.
(f) Menghindarkan kekeliruan identifikasi sebab/akar
masalah (dari gejala masalah). Hal ini dapat
diterapkan secara praktis untuk melengkapi
Collaborative Learning dan  Problem-Based
Learning dalam Program Dasar Pendidikan Tinggi
di UI. Tanpa MAAMS, mahasiswa yang
menerapkan PBL, khususnya untuk masalah sosial
kemanusiaan, hanya tahu masalah tetapi bukan
akarnya, sehingga dikhawatirkan menjadi calon ahli
masalah-masalah, itupun bukan masalah yang
dasar, dan juga tanpa solusi yang fundamental.
(g) Mengkategorikan masalah secara hirarkhis:
permukaan, tengah, dan dasar. Hal ini secara
praktis dapat digunakan untuk menyusun agenda
dan program penelitian dari visi  research
university, dan menyeleksi daftar usulan penelitian.
(h) Mempermudah pengkategorian penyelesaian
masalah secara strategis dan kronologis 81 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 12, NO. 2, DESEMBER 2008: 72-81
(menghasilkan jenjang solusi suatu masalah):
jangka pendek, menengah, panjang.
(i) Membedakan mana kegiatan yang seharusnya
sementara saja dan mana yang harus berkelanjutan
(mencegah vested interest “aktivitas sosial” tertentu
yang lebih menguntungkan pelakunya (popularitas
dan finansial). 
(j) Mengajak penggunanya berpikir dengan
menyertakan nilai-nilai dan norma kebenaran dan
kebaikan, mengarahkan pemikiran pada kebenaran
dan kebaikan perilaku, bukan hanya sukses
pencapaian teknis.
Sebagai catatan terakhir perlu dikemukakan bahwa
MAAMS ini merupakan suatu bagian saja dari cara
berpikir tertentu yang ada pada penulis yang boleh jadi
mengandung kesatuan ontologi, epistemologi, aksiologi,
dan paradigma tertentu pula.  
Daftar Acuan
Bagus, L. (1991). Metafisika. Jakarta: Gramedia.
Bakker, A. (1986). Metode-Metode Filsafat. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Budi Hardiman, F. (1990).  Kritik Ideologi: Pertautan
Pengetahuan dan Kepentingan. Yogyakarta: Kanisius.
Chang, R.Y. & Keith K.P. (2003).  Langkah-langkah
pemecahan masalah, terj. Abdul Rasyid. Jakarta:
Penerbit PPM.
Cooke, S. & Slack, N. (1991).  Making management
decisions, 2nd ed. Englewood Cliffs. NJ.: Prentice Hall
Inc.
Gaspers, V. (2007).  team oriented problem solving,
panduan kreatif solusi  masalah untuk sukses. Jakarta:
Gramedia.
Harsono P., A. (2002). “Menjadi insan akademik
seutuhnya”, makalah untuk bahan  Buku Panduan
Mahasiswa Baru UI. 
Heryanto, A. (1999). “Ilmu sosial  indonesia krisis
berkepanjangan”, Kompas, 18 November,  halaman: 4.
Herry-Priyono, B.  (2002). Anthony Giddens: Suatu
pengantar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Hayon, Y.P. (2005).  Logika, prinsip-prinsip bernalar
tepat, lurus, dan teratur. Jakarta: ISTN.
Kartasasmita, H. (1994). “Rubrik  pajak”, Kompas.
Kwik Kian Gie. (2004). “KKN  akar semua
permasalahan bangsa”,  Kompas, 4 Agustus, halaman:
4.
Magnis-Suseno, F. (1989).  Etika dasar: Masalahmasalah pokok filsafat moral. Yogyakarta: Kanisius. 
Mangunhardjono. (1982). “Homo religiosus menurut
Mircea Eliade” dalam M. Sastrapratedja  Manusia
multidimensional: Sebuah renungan filsafat. Jakarta:
Gramedia.
Muhadjir, N. (2001).  Filsafat ilmu: Positivisme,
postpositivisme, dan postmodernisme. Yogyakarta:
Rake Sarasin. 
Rapar, J.H..(1996). Pengantar filsafat. Yogyakarta:
Kanisius. 
Prent, K., Adisubrata, J., Purwadarminta, W.J.S. (1969).
Kamus latin. Jakarta.