Ungkapan di atas
memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua bahwa sulit untuk
menghindarkan diri kita dari masalah, karena masalah telah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dalam kehidupan kita, baik kehidupan sosial, maupun kehidupan
profesional kita. Untuk itulah penguasaan atas metode pemecahan masalah menjadi
sangat penting, agar kita terhindar dari tindakan Jump to conclusion, yaitu
proses penarikan kesimpulan terhadap suatu masalah tanpa melalui proses analisa
masalah secara benar, serta didukung oleh bukti-bukti atau informasi yang
akurat. Ada kecenderungan bahwa orang-orang, termasuk para manajer mempunyai
kecenderungan alamiah untuk memilih solusi pertama yang masuk akal yang muncul
dalam benak mereka (March & Simon, 1958; March, 1994; Koopman,
Broekhuijsen, & Weirdsma, 1998). Sayangnya, pilihan pertama yang mereka
ambil seringkali bukanlah solusi terbaik. Secara tipikal, dalam pemecahan
masalah, kebanyakan orang menerapkan solusi yang kurang dapat diterima atau
kurang memuaskan, dibanding solusi yang optimal atau yang ideal (Whetten &
Cameron, 2002). Pemecahan masalah yang tidak optimal ini, bukan tidak mungkin
dapat memunculkan masalah baru yang lebih rumit dibandingkan dengan masalah
awal.
Pemecahan masalah
dapat dilakukan melalui dua metode yang berbeda, yaitu analitis dan kreatif.
Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih baik tentang pemecahan masalah
secara analitis dan kreatif, serta perbedaan-perbedaan yang ada diantara
keduanya, maka pada bagian berikut , saya akan menjelaskan secara singkat hal
tersebut di atas.
I. Pemecahan Masalah
Secara Analitis
Metode penyelesaian
masalah secara analitis merupakan pendekatan yang cukup terkenal dan digunakan
oleh banyak perusahaan, serta menjadi inti dari gerakan peningkatan kualitas
(quality improvement). Secara luas dapat diterima bahwa untuk meningkatan
kualitas individu dan organisasi, langkah penting yang perlu dilakukan adalah
mempelajari dan menerapkan metode pemecahan masalah secara analitis (Juran,
1988; Ichikawa, 1986; Riley, 1998). Banyak organisasi besar (misalnya : Ford
Motor Company, General Electric, Dana) menghabiskan jutaan Dolar untuk mendidik
para manajer mereka tentang metode pemecahan masalah ini sebagai bagian dari
proses peningkatan kualitas yang ada di organisasi mereka (Whetten &
Cameron, 2002). Pelatihan ini penting agar para manajer dapat berfungsi
efektif, yang salah satu cirinya adalah pada kemampuannya untuk memecahkan
masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Hunsaker (2005) yang menyatakan
bahwa manajer yang efektif, seperti halnya Pemimpin Eksekutif Porsche, Wendelin
Wiedeking, mengetahui cara mengumpulkan dan mengevaluasi informasi yang dapat
menerangkan tentang masalah yang terjadi, mengetahui manfaatnya bila kita
memiliki lebih dari satu alternatif pemecahan masalah, dan memberikan bobot
kepada semua implikasi yang dapat terjadi dari sebuah rencana, sebelum
menerapkan rencana yang bersangkutan.
A. Definisikan Masalah
Langkah pertama yang
perlu dilakukan dengan metode analitis adalah mendefinisikan masalah yang
terjadi. Pada tahap ini, kita perlu melakukan diagnosis terhadap sebuah
situasi, peristiwa atau kejadian, untuk memfokuskan perhatian kita pada masalah
sebenarnya, dan bukan pada gejala-gejala yang muncul. Sebagai contoh : Seorang
manajer yang mempunyai masalah dengan staf-nya yang kerapkali tidak dapat
menyelesaikan pekerjaannya pada waktu yang telah ditentukan. Masalah ini bisa
terjadi karena, cara kerja yang lambat dari staf yang bersangkutan. Cara kerja
yang lambat, bisa saja hanya sebuah gejala dari permasalahan yang lebih
mendasar lagi, seperti misalnya masalah kesehatan, moral kerja yang rendah,
kurangnya pelatihan atau kurang efektifnya proses kepemimpinan yang ada.
Agar kita dapat
memfokuskan perhatian kita pada masalah sebenarnya, dan bukan pada
gejala-gejala yang muncul, maka dalam proses mendefiniskan suatu masalah,
diperlukan upaya untuk mencari informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya,
agar masalah dapat didefinisikan dengan tepat.
Berikut ini adalah
beberapa karakteristik dari pendefinisian masalah yang baik:
- Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi. Data
objektif dipisahkan dari persepsi
- Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber
informasi
- Masalah harus dinyatakan secara eksplisit/tegas. Hal
ini seringkali dapat menghindarkan kita dari pembuatan definisi yang tidak
jelas
- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas
adanya ketidak-sesuaian antara standar atau harapan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas,
pihak-pihak yang terkait atau berkepentingan dengan terjadinya masalah.
- Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi
yang samar. Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang
bekerja lamban.
B. Buat Alternatif Pemecahan Masalah.
Langkah kedua yang
perlu kita lakukan adalah membuat alternatif penyelesaian masalah. Pada tahap
ini, kita diharapkan dapat menunda untuk memilih hanya satu solusi, sebelum
alternatif solusi-solusi yang ada diusulkan. Penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan dalam kaitannya dengan pemecahan masalah (contohnya oleh March, 1999)
mendukung pandangan bahwa kualitas solusi-solusi yang dihasilkan akan lebih
baik bila mempertimbangkan berbagai alternatif (Whetten & Cameron, 2002).
Berikut adalah
karakteristik-karakteristik dari pembuatan alternatif masalah yang baik:
- Semua alternatif yang ada sebaiknya diusulkan dan
dikemukakan terlebih dahulu sebelum kemudian dilakukannya evaluasi
terhadap mereka.
- Alternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh semua
orang yang terlibat dalam penyelesaian masalah. Semakin banyaknya orang
yang mengusulkan alternatif, dapat meningkatkan kualitas solusi dan
penerimaaan kelompok.
- Alternatif-alternatif yang diusulkan harus sejalan
dengan tujuan atau kebijakan organisasi. Kritik dapat menjadi penghambat
baik terhadap proses organisasi maupun proses pembuatan alternatif
pemecahan masalah.
- Alternatif-alternatif yang diusulkan perlu
mempertimbangkan konsekuensi yang muncul dalam jangka pendek, maupun
jangka panjang.
- Alternatif–alternatif yang ada saling melengkapi satu
dengan lainnya. Gagasan yang kurang menarik , bisa menjadi gagasan yang
menarik bila dikombinasikan dengan gagasan-gagasan lainnya. Contoh :
Pengurangan jumlah tenaga kerja, namun kepada karyawan yang terkena dampak
diberikan paket kompensasi yang menarik.
- Alternatif-alternatif yang diusulkan harus dapat
menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan dengan baik. Masalah
lainnya yang muncul, mungkin juga penting. Namun dapat diabaikan bila,
tidak secara langsung mempengaruhi pemecahan masalah utama yang sedang
terjadi.
C. Evaluasi Alternatif-Alternatif Pemecahan Masalah
Langkah ketiga dalam
proses pemecahan masalah adalah melakukan evaluasi terhadap
alternatif-alternatif yang diusulkan atau tersedia. Dalam tahap ini , kita
perlu berhati-hati dalam memberikan bobot terhadap keuntungan dan kerugian dari
masing-masing alternatif yang ada, sebelum membuat pilihan akhir. Seorang yang
terampil dalam melakukan pemecahan masalah, akan memastikan bahwa dalam memilih
alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan:
- Tingkat kemungkinannya untuk dapat menyelesaikan
masalah tanpa menyebabkan terjadinya masalah lain yang tidak diperkirakan
sebelumnya.
- Tingkat penerimaan dari semua orang yang terlibat di
dalamnya
- Tingkat kemungkinan penerapannya
- Tingkat kesesuaiannya dengan batasan-batasan yang ada
di dalam organisasi; misalnya budget, kebijakan perusahaan, dll.
Berikut adalah
karakteristik-karakteristik dari evaluasi alternatif-alternatif pemecahan
masalah yang baik:
- Alternatif- alternatif yang ada dinilai secara relatif
berdasarkan suatu standar yang optimal, dan bukan sekedar standar yang
memuaskan
- penilaian terhadap alternative-alternatif yang ada
dilakukan secara sistematis, sehingga semua alternatif yang diusulkan akan
dipertimbangkan,
- Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan
kesesuaiannya dengan tujuan organisasi dan mempertimbangkan preferensi
dari orang-orang yang terlibat didalamnya.
- Alternatif-alternatif yang ada dinilai berdasarkan
dampak yang mungkin ditimbulkannya, baik secara langsung, maupun tidak
langsung
- Alternatif yang paling dipilih dinyatakan secara
eksplisit/tegas.
D. Terapkan Solusi dan Tindak- Lanjuti
Langkah terakhir dari
metode ini adalah menerapkan dan menindak-lanjuti solusi yang telah diambil.
Dalam upaya menerapkan berbagai solusi terhadap suatu masalah, kita perlu lebih
sensitif terhadap kemungkinan terjadinya resistensi dari orang-orang yang
mungkin terkena dampak dari penerapan tersebut. Hampir pada semua perubahan,
terjadi resistensi. Karena itulah seorang yang piawai dalam melakukan pemecahan
masalah akan secara hati-hati memilih strategi yang akan meningkatkan
kemungkinan penerimaan terhadap solusi pemecahan masalah oleh orang-orang yang
terkena dampak dan kemungkinan penerapan sepenuhnya dari solusi yang
bersangkutan (Whetten & Cameron, 2002).
Berikut adalah
karakteristik dari penerapan dan langkah tindak lanjut yang efektif:
- Penerapan solusi dilakukan pada saat yang tepat dan
dalam urutan yang benar. Penerapan tidak mengabaikan faktor-faktor yang
membatasi dan tidak akan terjadi sebelum tahap 1, 2, dan 3 dalam proses
pemecahan masalah dilakukan.
- Penerapan solusi dilakukan dengan menggunakan strategi
"sedikit-demi sedikit" dengan tujuan untuk meminimalkan
terjadinya resistensi dan meningkatkan dukungan.
- Proses penerapan solusi meliputi juga proses pemberian
umpan balik. Berhasil tidaknya penerapan solusi, harus dikomunikasikan ,
sehingga terjadi proses pertukaran informasi
- Keterlibatan dari orang-orang yang akan terkena dampak
dari penerapan solusi dianjurkan dengan tujuan untuk membangun dukungan
dan komitmen
- Adanya sistim monitoring yang dapat memantau penerapan
solusi secara berkesinambungan. Dampak jangka pendek, maupun jangka
panjang diukur.
- Penilaian terhadap keberhasilan penerapan solusi
didasarkan atas terselesaikannya masalah yang dihadapi, bukan karena
adanya manfaat lain yang diperoleh dengan adanya penerapan solusi ini.
Sebuah solusi tidak dapat dianggap berhasil bila masalah yang menjadi
pertimbangan yang utama tidak terselesaikan dengan baik, walaupun mungkin
muncul dampak positif lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar